Si Kecil Gumoh? Jangan Panik Ya Bund
Sebagai ibu yang pertama kali melahirkan dan menyusui, kepanikan sering melanda saat melihat serba serbi menyusui ya, Bunda. Salah satu yang biasanya membuat panik yaitu bayi gumoh usai disusui. Sebenarnya, apakah kondisi tersebut wajar, Bunda?
Momnbabe - Kebanyakan Bunda baru mungkin akan panik ketika bayinya gumoh, karena selintas, gumoh memang mirip dengan muntah. Perbedaannya adalah susu yang dikeluarkan saat gumoh hanya sekitar 10 mililiter saja, sedangkan jika muntah, bayi akan mengeluarkan banyak susu. Tapi, ibu enggak perlu khawatir.
Ya, gumoh pada bayi memang hal yang lumrah dialami bayi terutama usai menyusui. Melansir Mayo Clinic, selama tiga bulan pertama usia bayi, sekitar setengah dari semua bayi mengalami isi perut mereka naik kembali ke kerongkongan, suatu kondisi yang dikenal sebagai refluks gastroesofagus, refluks bayi, atau refluks asam bayi. Tapi, ibu enggak perlu khawatir. Gumoh adalah kondisi normal yang disebabkan karena ukuran lambung bayi masih sangat kecil dan kerongkongan bayi juga belum berkembang sepenuhnya, sehingga air susu yang masuk terlalu banyak bisa dengan mudah keluar lagi. Berikut adalah kondisi gumoh yang masih tergolong normal:
- Setelah mengeluarkan cairan susu, Si Kecil biasanya akan bersendawa. Batuk atau cegukan beberapa saat dan sedikit tersedak pun tidak apa-apa asalkan sistem pernapasan Si Kecil tidak terganggu.
- Frekuensi gumoh pada setiap bayi bisa berbeda-beda. Ada yang jarang, cukup sering, bahkan beberapa bayi bisa gumoh setiap kali diberi susu atau makanan. Tapi, ibu tidak perlu mengkhawatirkan hal ini selama tumbuh kembang Si Kecil tidak terganggu.
- Setelah gumoh, bayi tetap terlihat nyaman dan tidak rewel.
Nah, agar Si Kecil tidak sering-sering gumoh, ibu bisa melakukan cara-cara berikut:
- Susui bayi sebelum ia kelaparan. Bayi yang kelaparan akan meminum susu dengan cepat. Selain bisa membuatnya tersedak, meminum susu dengan cepat juga bisa menyebabkan banyak udara tertelan dan terperangkap di dalam perut Si Kecil, sehingga ia akan mengeluarkannya kembali.
- Susui bayi sedikit demi sedikit tapi sering. Jika ibu menyusui secara langsung, berhentilah setiap 5-10 menit, tergantung kondisi bayi dan kelancaran ASI ibu. Tapi, jika ibu menyusui dengan botol, berhentilah setiap 30-50 mililiter (tergantung usia bayi).
- Bila ibu memberi Si Kecil susu lewat botol, usahakan menggunakan dot dengan ukuran yang pas dengannya. Bila lubang dot terlalu besar, susu akan mengalir terlalu cepat. Bila lubang terlalu kecil, susu akan mengalir sedikit-sedikit, sehingga banyak udara akan ikut terminum oleh bayi.
- Biasakan menyusui bayi dalam posisi yang lebih tegak. Pertahankan posisi tersebut sampai sekitar 20-30 menit setelah pemberian susu, agar susu bisa turun ke dalam saluran pencernaan dengan baik. Hindari langsung mengajak Si Kecil bermain setelah menyusuinya.
- Jangan lupa untuk membantu Si Kecil bersendawa setiap habis menyusu. Atau jika perlu, lakukan hal ini di sela ia menyusu, yaitu sekitar 2-3 menit sekali.
- Ibu sebaiknya tidak membiasakan bayi tidur tengkurap. Tapi, baringkanlah bayi dalam posisi telentang, dengan posisi kepala sedikit lebih tinggi dari badan dan kaki. Hal ini juga bisa menjadi cara untuk mencegah bayi mengalami sindrom kematian bayi mendadak atau sudden infant death syndrome (SIDS).
Biasanya gumoh akan menghilang dengan sendirinya ketika Si Kecil berumur 1 tahun. Pada saat itu, cincin otot di dasar kerongkongan bayi sudah bisa berfungsi dengan baik, sehingga makanan yang masuk ke dalam perutnya tidak akan mudah keluar. Namun, jika saat gumoh, bayi mengeluarkan cairan berwarna kuning dan ia terlihat kesulitan bernapas, segera periksakan bayi ke dokter. Semoga bermanfaat dan sehat selalu.