Seruan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pasti sudah tidak asing di telinga Bunda. Apa yang dimaksud dengan eksklusif? Artinya, selama 6 bulan pertama kelahirannya, bayi hanya diberikan asupan berupa ASI dan tidak dikombinasi dengan makanan lainnya. Seruan ini bukan tanpa alasan loh, Bun. Pasalnya, pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan memang memiliki banyak manfaat. Kira-kira apa saja ya manfaatnya?
Momnbabe - Manfaat ASI untuk bayi secara eksklusif selama 6 bulan belum disadari oleh banyak orang. Ini dibuktikan dengan rendahnya angka persentase pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan penuh.
Berdasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia pada 2017, 67% bayi diberikan ASI eksklusif pada umur 0-1 bulan; 55% bayi hingga usia 2-3 bulan; dan 38% bayi hingga usia 4-5 bulan. Data ini menunjukkan bahwa jumlah bayi yang menerima ASI eksklusif di Indonesia semakin sedikit seiring bertambahnya usia mereka. Hanya 38% yang mendapatkan ASI eksklusif hingga usianya berkisar di 5 bulan.
Nah, sebaiknya Bunda mengikuti jejak 38% ibu ini, ya. Pasalnya, berdasarkan materi kelas online Ibu Sehati yang disampaikan oleh dr. Karina Kaltha, Sp.A, manfaat ASI sangat besar bagi si kecil. Apa saja? Ini jawabannya.
Kandungan Nutrisi ASI Sesuai Kebutuhan Bayi
Air susu ibu mengandung berbagai nutrisi yang dibutuhkan bayi, seperti lemak, karbohidrat, protein, garam mineral, dan vitamin. Seperti yang dikutip dari americanpregnancy.org, protein yang terkandung dalam ASI terdiri atas 60% whey dan 40% casein. Baik whey maupun casein adalah protein berkualitas tinggi yang berasal dari susu. Perbedaan keduanya terletak pada kemudahan proses cerna. Protein jenis whey cepat dicerna oleh tubuh, sedangkan protein jenis casein lambat dicerna oleh tubuh. Persentase tadi membuat ASI lebih mudah dicerna oleh bayi dibandingkan susu formula yang mengandung 60-80% casein.
Selain itu, ASI juga mengandung leukosit, sel hidup yang hanya ditemukan dalam ASI yang dapat membantu bayi melawan infeksi. Kandungan seperti ini tidak dapat ditemukan dalam susu formula.
Komposisi ASI Berubah Sesuai Kebutuhan Bayi
Tahukah, Bunda? Tekstur dan komposisi ASI tidak selalu sama, loh. Air susu ibu selalu berubah komposisinya tergantung usia dan kebutuhan si kecil. Pada 2 hari pertama setelah persalinan, ASI yang keluar adalah kolostrum. Jenis ASI ini mengandung banyak protein yang dapat memerangi infeksi dan bakteri.
Setelah kolostrum, ASI yang keluar adalah ASI peralihan atau ASI transisi. ASI transisi kurang lebih berlangsung selama 2 minggu sebelum ASI matur keluar. Nah, ASI matur ini terdiri dari foremilk dan hindmilk. Foremilk yang dikeluarkan pada sesi awal dianggap memiliki kandungan laktosa tinggi dan rendah lemak, sedangkan hindmilk yang keluar saat menyusui memiliki kandungan lemak yang lebih tinggi.
Memberi Perlindungan terhadap Infeksi
Dengan mengonsumsi ASI, bayi lebih terlindungi dari infeksi loh, Bun. Ada berbagai enzim yang terkandung dalam ASI. Salah satunya adalah enzim laktoferin yang berfungsi menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur. Ada pula enzim lisozim yang mampu menyerang dinding bakteri sehingga bakteri mati. Terakhir, ada faktor bifidus yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri merugikan.
Mendukung Perkembangan Kognitif Anak
Selain bermanfaat bagi fisik bayi, ASI juga bermanfaat bagi perkembangan kognitifnya. Berdasarkan studi yang dilakukan oleh peneliti dari University of Virginia, durasi dan frekuensi menyusu dalam satu tahun pertama berkorelasi positif dengan kemampuan motorik dan kemampuan bahasa bayi serta kemampuan bayi dalam mengingat. Durasi pemberian ASI eksklusif juga berkaitan dengan peningkatan kemampuan problem solving anak.
Bunda, itulah beberapa manfaat ASI untuk buah hati. Beragam, bukan? Jadi, yuk Bunda kita semangat mengASIhi demi kebaikan si kecil.