Kenali Beberapa Kondisi yang Menyebabkan Produksi ASI Semakin Sedikit
ASI sedikit selama masa menyusui sering kali membuat para ibu cemas, karena takut pertumbuhan dan perkembangan bayinya akan terganggu akibat kurang nutrisi. Untuk dapat mencegah dan mengatasi hal ini, Bunda perlu tahu dulu apa saja penyebab ASI sedikit.
Momnbabe - Bayi baru lahir perlu mendapatkan cukup ASI secara eksklusif untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. Salah satu tantangan terbesar ibu menyusui yaitu bayi kekurangan asupan ASI. ASI merupakan asupan yang sangat penting bagi bayi. Di 6 bulan pertama kehidupannya, bayi dianjurkan hanya mengonsumsi ASI sebagai sumber nutrisinya. Pada masa ini, ASI adalah makanan terbaik untuk mendukung tumbuh kembang bayi dan melindunginya dari penyakit. Tak heran saat produksi ASI sedikit, para ibu merasa stres karena khawatir bayinya tidak mendapatkan asupan nutrisi yang memadai.
Perlu Bunda ketahui bahwa salah satu tanda bayi kurang ASI yaitu karena dirinya terlalu banyak tidur dalam jangka waktu yang lama, sehingga ini membuatkan tidak mendapatkan cukup ASI. Padahal kondisi ini berdampak buruk dan dapat menyebabkan masalah pada kesehatan si Kecil. Untuk Mama yang ingin menjaga kesehatan si Kecil dengan memberikan nutrisi melalui ASI eksklusif, kali ini Mom n Babe telah merangkum beberapa tanda bayi kurang ASI, yaitu:
1. Bayi rewel
Jika Bunda perhatian, si Kecil akan mudah mengantuk dan tertidur selama proses menyusui. Kemudian setelah bangun dirinya menjadi lebih rewel. Perlu diketahui bahwa saat bayi tertidur selama proses menyusui berarti menandakan produksi ASI ada yang salah. Bisa dikatakan kalau produksi ASI kurang atau justru tersumbat. Kondisi ini pun bisa diperkuat ketika tidak ada perubahan pada payudara setelah menyusui. Padahal secara normal seharusnya payudara akan terasa lebih kosong karena ASI sudah diminum. Bahkan situasi yang lebih buruk, si Kecil masih tetap menangis walau sudah diberikan ASI hampir setiap jam. Di beberapa kondisi, bayi masih saja rewel setelah menyusui seolah ini menjadi tanda kalau dirinya lapar.
2. Warna urine yang gelap
Tanda lain bayi kurang ASI bisa dikenali ketika frekuensi buang air kecilnya menjadi lebih jarang dari sebelumnya. Hal ini dikarenakan dirinya tidak mendapatkan ASI secara cukup, sehingga memengaruhi dirinya menjadi jarang pipis. Jika kemudian si Kecil buang air kecil, maka akan terlihat warna urine akan gelap. Urine sendiri merupakan proses alami pembuangan berupa cairan dan racun di dalam tubuh, sehingga bila yang dikeluarkan tidak normal berarti ada masalah.
3. Berat badan bayi tidak kunjung naik bahkan cenderung mengalami penurunan
Ketika anak Bunda berat badannya tidak kunjung naik serta mengalami penurunan setelah lahir, maka bisa menjadi salah satu tanda bayi kurang ASI. Padahal secara normal, bayi dapat naik beratnya usai 5 hari setelah dilahirkan. Perlu diketahui bahwa setelah melahirkan, tubuh memang dirancang untuk memproduksi makanan terbaik berupa ASI. Jika kualitas ASI kurang baik, maka asupan bayi akan berkurang. Ketidakcukupan asupan ASI inilah yang menjadi faktor terjadinya penurunan berat badan hingga sulit untuk naik. Berat badan bayi turun memang menjadi salah satu tanda dirinya kurang ASI, namun kualitas ASI bukanlah satu-satunya penyebab status gizi bayi menjadi buruk.
Pada dasarnya, produksi ASI tergantung dengan pengosongan ASI dari payudara. Semakin banyak ASI yang keluar dari payudara, baik itu karena dihisap oleh bayi maupun dipompa, semakin banyak pula ASI yang akan diproduksi. Namun, payudara kecil tidak menyebabkan ASI sedikit, karena ukuran payudara tidak ada kaitannya dengan produksi ASI. Beberapa kondisi yang bisa membuat produksi ASI sedikit, yaitu:
1. Keterlambatan produksi ASI
Normalnya, ibu menyusui akan mulai memproduksi ASI dalam jumlah banyak sejak 3–5 hari setelah melahirkan. Namun, ibu yang memiliki masalah kesehatan tertentu bisa mengalami keterlambatan dan penurunan produksi ASI hingga 7–14 hari setelah melahirkan. Masalah kesehatan tersebut antara lain:
- Diabetes
- Hipotiroid
- Penggunaan kontrasepsi hormonal
- Konsumsi alkohol
- Kebiasaan merokok
- Riwayat pendarahan berat setelah melahirkan
Jika memang Bunda memiliki kondisi tertentu yang mungkin membuat produksi ASI sedikit, konsultasikanlah ke dokter sambil tetap susui Si Kecil. Bila jumlah ASI memang tidak memadai untuk Si Kecil, dokter mungkin akan menyarankan kombinasi ASI dan susu formula.
3. Jadwal menyusui
Sebagian ibu mungkin mengira menyusui akan lebih mudah bila terjadwal, misalnya setiap 2–3 jam sekali. Nyatanya, keinginan setiap bayi untuk menyusu berbeda-beda waktunya. Jadwal menyusui yang tidak sesuai dengan keinginan bayi mungkin membuatnya mengisap ASI lebih sedikit setiap menyusu.Bila setiap menyusu bayi hanya mengisap sedikit ASI, tubuh ibu juga akan mengurangi produksi ASI karena permintaannya sedikit.
4. Pelekatan yang tidak optimal
Ketika menyusu, seluruh puting harus ada di dalam mulut bayi untuk bisa mengeluarkan banyak ASI. Pelekatan mulut yang tidak tepat akan membuat isapan bayi dan pengosongan payudara menjadi tidak maksimal. Dengan begitu, sinyal yang meminta produksi ASI juga akan berkurang.
5. Stres
Kondisi lain yang bisa menyebabkan ASI sedikit adalah stres, baik itu stres emosional maupun fisik. Stres emosional dapat mengurangi pelepasan oksitosin, yaitu hormon yang yang berperan dalam produksi ASI. Ini tentu akan menyebabkan produksi ASI sedikit.Stres fisik mencakup kelelahan, kurang tidur, dan kurang asupan nutrisi. Namun, stres fisik yang secara langsung bisa membuat produksi ASI sedikit adalah cedera atau operasi pada payudara yang menimbulkan kerusakan pada kelenjar payudara, sehingga produksi ASI terganggu.
Jika produksi ASI sedikit dalam beberapa hari awal setelah Si Kecil lahir, Bunda tidak perlu khawatir karena hal ini wajar. Tetaplah susui Si Kecil seperti biasa untuk merangsang produksi ASI. Bunda juga disarankan untuk melakukan relaksasi dan mengonsumsi makanan sehat agar produksi ASI bisa lancar. Namun, bila setelah 1 minggu ASI yang keluar tetap sedikit atau bahkan tidak keluar sama sekali, bisa jadi ada masalah kesehatan yang menjadi penyebabnya. Jika seperti ini, Bunda sebaiknya berkonsultasi dengan bidan ataupun dokter kandungan. Semoga bermanfat dan sehat selalu.